Link Download

Jumat, 11 Mei 2012

Immanuel Kant


Segala sisi dari Immanuel Kant adalah menarik. Gaya hidupnya unik, epistemologinya luarbiasa, pemikiran etikanya lain sekali. Melalui banyak karikaturnya kita dapat mengetahui bahwa badannya lebih kecil dibandingkan orang Jermal kebanyakan, dahinya lebar dan gaya rambutnya mengikuti tren masa itu.
   Kata kaum intelek, kalau saja Kant tidak ada, maka seluruh intelektualisme Barat tidak akan sebesar yang ada saat ini. Hume telah berhasil membunuh semangat intelektual dan keilmuan Eropa dan menyeret mereka ke jalan skeptis dan romantis. Tapi Kant berhasil menggugurkan paradigma itu dengan kritik-kritiknya yang meyakinkan.
    Hal lain yang tidak kalah menarik dari pemikiran Kant adalah pandangannya tentang etika. Menurut dia, etika tidak boleh berorirntasi pada apapun dan tidak boleh bardasarkan pandangan-pandangan teologis. Saya mencoba membaca di balik landasan pemikiran kant ini: dia tampak terpengaruh oleh pandangan kaum romantis namun tidak mau sepenuhnya menurut. Dia juga tidak sepakat dengan norma-norma dalam teori Kristen.
    Pandangan Kant ini terlalu beraroma teori kuantum modern. Dia ingin mengatakan bahwa setiap tindakan manusia harus mengikuti irama alam yang syahdu sebab manusia menjadi bagian dari alam itu sendiri. Jadi hukum etika yang harus dipatuhi adalah keseimbangan dan kesejalanan dengan energia alam. Mengikuti ini adalah mutlak.
       Seorang raja mengumumkan kepada rakyatnya supaya nanti malam setiap orang membawa sesendok madu dan diletakkan di dalam sebuah guci di atas sebuah puncak bukit. Seseorang berfikir untuk mengisi sendoknya dengan air saja. Toh, tidak akan ada yang tahu dan hanya sesendok air tidak akan terlihat pengaruh apapun untuk seguci madu. Bagi Kant, tindakan satu orang ini tidak dapat dibenarkan: bagaimana kalau semua orang berfikir seperti itu, pasti isi guci hanya air semua.
    Bila tindakan seseorang itu dibiarkan, maka tanpa diketahui dia telah menzalimi semua yang lain. Penzaliman yang dilakukan tidak semata pada madu di dalam guci nanti tapi juga yang lain membawa madu tapi dia (enak-enak saja) cuma bawa air. Jangankan monoritas menzalimi mayoritas, bagi Kant, kebebasan mayoritas sekalipun tidak boleh mengganggu kebebasan minoritas.
     Kant mengusulkan supaya negara-negara bebas bersatu supaya terwujudnya perdamaian dunia. Menurutnya pada setiap negara, eksekutif dan legislatif harus dipisahkan. Dia mengatakan sistem monarki itu mutlak supaya kedamaian dalam negeri dapat diwujudkan.

Ruang dalam pandangan Kant adalah, setidaknya, mirip dengan 'badhihi'  dalam konsep filsafat Islam. Ruang, disebut Kant adalah 'a priori'. Ruang itu baginya adalah bekal untuk melakukan konfirmasi dengan alam eksternal.
    Sejauh yang saya pahami melalui Russel, konsep ruang Kant ini, sama seperti konsep badhihi  filsafat Islam, tidak bisa diterima kaum empiris. Semua kemungkinan terjadi yang diyakini pasti terjadi sesuai yang diyakini, meskipun tidak pernah melenceng, mustahil terbentuk tanpa modal pengalaman empiris. Saya sendiri, bila sedang berfikir, bila melepaskan atribut keyakinan, akan lebih cenderung tidak sepakat dengan kinsep Kant dan kaum rasionalis, sekalipun kepastian terjadinya sering membuat saya tidak bisa menolak argumen Kant dan filsuf Muslim ini. Saya tidak mempercayai kaum rasionalis, tapi saya tidak bisa menolaknya.
   Bagi Kant, waktu adalah elemen daripada ruang. Ini berarti bagi Kant, Ruang itu lebih substansial daripada waktu. Ini memancing saya untuk membuat gambaran bahwa Ruangnya Kant itu adalah Tuhan sementara waktu adalah energi potensi segenap makhluk yang intensitas serta kapasitasnya relatif;maka pastinya subjektif.      
    Banyak orang salah memahami filsafat Kant, atau banyak orang yang menggunakannya untuk kepantingan tertentu, sehingga kita memberi nilai yang salah bagi pemikirannnya. Filsafat Kant, utamanya teorinya tentang 'ruang' tampak disalah pahami oleh banyak orang. Dan kalau boleh mereka-reka, Russell sendiri juga begitu. Kata 'ruang' yang dipakai Kant membuat orang terburu-buru mengasumsikan atau menghubung-hubungkannya dengan ruang yang dimaksud pada alam eksternal. Ruang yang dimaksudkan Kant sebenarnya bukanlah konsep melaikan Ruang dalam pengertian metafisis murni. Ruang ini, sekali lagi, adalah semacam badhihi alam filsafat Kant.
     Para pemikir Barat yang rasionalis dan empiris kurang dapat memahami arah pikiran Kant yang kedalamannya melampaui intelektualisme Barat. Alam pikir Kant hampir mencapai pola pikir para filsuf muslim yang mengkaji Wujud sampai sedalam-dalamnya. Hegel, ketika banyak mengambil manfaat dari alam pikir Kant, terpaksa menyusunnya dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Simbol-simbol Hegel inilah yang secara kasar dipaksa seretkan oleh Marx ke ranah prakris.

Seumur hidupnya, Immanuel Kant tidak pernah pergi lebih jauh dari 60km. (Orang yang tidak pernah berjalan jauh sanggup memikirkan konsep persatuan negara-negara adalah sangat lar biasa.) Dia amat sayang pada ibunya meskipun akhirnya berpisah dengan keluarganya dan tidak penah mahu kembali. Katanya, ibunya sangat jenius. Tapi dia tidak mau membesar-besarkan itu sebab tidak ingin ayahnya tampak bodoh.
  Semasa kecilnya, Kant sering diajak ibunya menikmati bintang-bintang dilangit dan saat itu ibunya suka berbicara tentang moral padanya. Satu kalimat dari Kant yang tidak pernah ia lupakan dan ini diispirasikan oleh ibunya berbunyi:
   ''Langit yang dipenuhi cahaya bintang dan hukum moral yang ada dalam diri kita akan senantiasa mengisi pemahaman kita dengan sesuatu yang baru dan semakin baik bila kita mau secara lebih sering dan terus-menerus merenungkannya''
     Kalimat ini setidaknya mengispirasi Kant menyusun segenap karyanya terutama tentang etika dan epistemologi. Epistemologi Kant dalam 'Critique of Pure Reason'  benar-benar menyembuhkan lagi Eropa dari romantisme dan serangan empirisme, sekalipun Kant tampak sangat kewalahan dalam menengahi dua aliran ini. Dari karya Kant ini kita harus mengakui keunggulan Hume khususnya dan empirisme umumnya.
        Kant mengatakan rasio dan epiris keduanya berguna bahkan saling ketergantungan untuk menemukan kebenaran. ''Pengalaman tanpa teori adalah buta. Teori tanpa pengalaman adalah lelucon'' katanya.
      Seperti mayoritas filsuf, Kant memulai epistemologinya dengan menyajukan pertanyaan ''apa itu pengetahuan?''.
      Sebagaimana pandangan umum, terdapat empat cara orang membuktikan kebenaran: (1) Korespondensi, artinya kebenaran itu sesuatu yang dapat dikonfirmasi eksistensinya pada alam eksternal (materii) yang patinya dengan perantaraan indera. (2) Koherensi, yakni kesesuaian antara premis pertama dengan premis selanjutnya. (3) pragmatisme, yaitu diakui sesuatu itu sebagai suatu kebenaran bila dapat segera diuji atau dibuktikan. Dan terakhir (4) konsensi, yaitu sesuatu diakui sebagai kebenaran bila dianya itu diakui oleh mayoritas.
     Saya kira keempat cara di atas bukanlah cara menemukan kebenaran, tapi cara melakukan (bila boleh tidak memakai kata 'memaksakan') pembenaran. Tapi ini diakui pula oleh para filsuf. Karena itu, Kant menawarkan teori justifikasi untuk pembenaran. Fondasionalisme adalah sistem dasar bagi teori ini. Katanya untuk menentukan suatu pembenaran, kita harus memiliki satu premis primen yang selanjutnya diikuti oleh premis lainnya yang harus bersesuaian, lalu premis selanjutnya yang harus bersesuaian dengan premis sebelumnya juga.
    Kata Kant, premis dasar ini mestilah apriori. Artinya mesti ada satu hal pasti yang tidak bisa diragukan. Rasionalme meyakini argumen dasarnya yang tak terbantahkan adalah 'aku yang meragu' seperti kata Descartes. Argumen dasar Hume adalah pengalaman empirikalnya. Apriori dalam istilah Hume sema sekali tidak ada. Bagi Hume, manusia tidak memiliki Potensi bawaan atau apriori iTu. Bagi Hume, semua pengetahuan pastinya berdasarkan realitas eksternal.
    Sementara itu, Kant ingin mengatakan bahwa selain yang didapatkan melalui intuisi, ada juga pengetahuan yang bersandarkan pada potensi bawaan yang dianya tidak berdasarkan dan tidak perlu dikonfirmasikan pada realitas eksternal. Misalnya pernyataan ''setengah lebih sedikit daripada keseluruhan''. Pernyataan ini serta merta diyakini pikiran tanpa memerlukan pembuktian atau rasio.
     Dalam melakukan keputusan pembenaran, menurut Kant, kita harus menggunakan pengalaman analitik. Pengalaman ini premisnya tidak bisa dibolak-balik. Misal, ''darah itu merah'', bila dibalik, ''merah itu darah'' akan menyimpang dari makna. Selanjutnya kita melakukan sintetik. Sintetik premisnya dapat bi balik. Misal, ''manusia itu hewan berakal'' dan ''hewan berakal itu manusia'' maknanya akan tetap sama.
      Dalam pandangan Kant, pikiran menyesuaikan objek material yang diamati dengan dirinya. Sebagaimana filsuf lain yang membagikan kategori aksiden, Kant membaginya menjadi dua belas. Kuantitas yang meliputi a. kesatuan, b. pluralitas, c. total; kualitas, yang melingkupi d. afirmasi, d. negasi, e. limitasi; relasi, antaranya f. substansi, g. penyebaba dan efek , h. kominiti (interaksi); selanjutnya modalitas yang mencakup i. possibilitas, j. eksistensi dan k. keniscayaan (necessary).
      Kant juga percaya pada hukum kausalitas. tentunya akal manusia perlu membatasi itu supaya berhingga agar pengetahuan bisa dirumuskan. Tapi tidak perlu Causa Prima itu harus disebut sebagai 'Tuhan', kenapa tidak 'Alam' saja, atau lainnya.
      Kant hidup sangat teratur dan sangat disiplin. Tia tidur siang, bangun, lalu keluar rumah untuk jalan-jalan dan kembali bersama pembantunya setiap hari pada waktu yang sama. Bahkan sebuah rumor berkembang bahwa orang-orang mengepaskan arlojinya berdasarkan Kant yang berlalu di depan rumahnya. Kant tidak pernah membaca novel. Satu-satunya Novel yang ia baca cuma 'Emile' karya Rousseau. Novel itu membuatnya tidur siang melebihi waktu biasanya. Jadinya jadwalnya hari itu menjadi terganggu. Karena aktivitas Kant terganggu, maka aktivitas warga di kotanya menjadi terganggu semua karena mereka selalu mengatur jadwal mereka berdasarkan aktivitas Kant. Begitu, entah benar, entah sekedar anekdot.
   Di belahan kota lain, seorang yang paling mengagimu Kant, selalu menanti dengan resah dan cemas karya-karya baru tokoh yang dikaguminya itu. Si pengagum adalah orang yang paling berduka kala mendapat berita kematian sang pencerah Eropa itu. Dia sangat dipengaruhi oleh Kant, dialah George Wilhelm Hegel.p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar