"Objektifikasi Islam" yang dicanangkan Kanda Kuntowijoyo benar-benar sangat mempengaruhi pemikiran Ketua Umum PB PII, Muhammad Ridha. Tidak perlu heran kalau konsep ini benar-benar mempengaruhi seluruh konsep visi-misi PB PII periode ini (2010-2012). Karena itu pula PB PII periode ini gemar melakukan aksi bersama organisasi-organisasi lain tanpa banyak mempertimbangkan azas dan agama mereka, asalkan memperjuangkan kepentingan ummat manusia indonesia, yang mayoritas muslim.
Dalam pandangan PII periode ini, objektifikasi sangat perlu diaplikasikan, sebab dalam dunia yang semakin heterogen seperti sekarang ini, kita perlu bekerjasama dengan siapapun asalkan memberikan keuntungan dan mengarah kepada tercapainya tujuan semua pihak.Pada ranah ilmu, kata Ridha, Objektifikasi Ilmu menjadikan ilmu sebagai alat untuk menyusun sebuah sistem yang objektif sesuai konsep Islam tanpa membingkainya dengan jargon-jargon dan simbol-simbol identik dengan Islam, terutama Al-Qur'an dan Hadits. Selain itu, ilmu juga digunakan sebagai alat mengisi sistem yang mapan. Nilai-nilai Islam harus diharapkan dengan tanpa simbol dan jargon Islam.
Dalam usaha memberikan solusi terhadap persoalan kemanusiaan, Objektifikasi tidak melakukan cara-cara penyalahan terhadap korban, atau menurut istilah Jalaluddin Rakhmat: "blaming the Victim". Misalnya, terjadi bencana, jangan katakan karena banyak maksiat, jauh dari Tuhan, dan sebagainya. Objektifikasi berusaha memberikan alasan-penalaran rasional yang dapat diterima sesuai tingkatan logika dan keyakinan masyarakat tanpa "menyosorkan" simbol-simbol agama. Saat menawarkan solusi pada masyarakat yang plural, dinamis dan heterogen, kita tidak boleh menawarkannya dengan simbol-simbol agama melainkan dengan tawaran solusi yang rasional.
Objektivikasi bukannya bertujuan yang sok rasional dan merasa malu maupun pesimis memberi solusi atas segala sesuatu dengan berlabel agama. Konsep ini adalah salah-satu solusi bagi persoalan kemanusiaan bagi mereka yang saat ini pesimis melihat agama. Objektivikasi memecahkan persoalan kemanusiaan hingga manusianya yang dengan sendirinya mencari rahasia di balik metodologi yang mampu mensolusikan persoalan mereka itu sehingga pada akhirnya mereka menemukan agama dengan kesan dan pendangan yang jauh lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar