Mendengar azan pertama untuk bulan mulia, Ramadhan 1433H; bergetar
dadaku, remuk, bahkan seolah mengalir menjadi air tak berdaya
tulang-tulangku. Aku yang duduk terasa telah melayang.
*
Tuhanku, maafkan kami. Kami tidak mampu seperti mereka yang mengikuti
suluk sepenjang Ramadhan. Tetapi jadikan training-training yang kami
laksanakan beroleh Rahmat dari-Mu.
Untuk si pemalas, ada seribu alasan untuk tidak bergerak.
*
Kalau benar di surga semua permintaan dikabulkan, saya meminta padNya
supaya dihidupkan lagi di bumi dan berjalan bersama di sini lagi.
*
Lagunya sama, musiknya juga, liriknya sederhana saja; tapi setiap kali diputar selalu diharap akan lebih baik
*
'Kalau Tuhan punya warna, pasti warnaNya sesuai dengan warna mata uang tertinggi negara kita.
''Ibu... kau tabur kasih, bergetar syahdu,
oh, di setiap nadiku'' (Rafly)
Semua hukum yang berlaku di alam adalah hukum pikiran yang terekspresi.
*
Resiko pada manusia yang tidak shalat sama seperti elektron yang berhenti berputar. Tapi Tuhan suka menunda.
*
Ambil semuanya, asal boleh shalat.
*
Kalau bumi ini bulat, maka tidak salah kalau arah salat ke mana saja.
*
Tidak ada aliran pemikiran yang meninggalkan Tuhan sama sekali. Aliran apapun itu.
*
Satu hal yang unik, keras, kasar, berat dan sedikit licik dapat direduksi ke dalam satu kata: 'Jakarta'.
you perceive many things, you perceive nothing: mahiyah.
*
Jadi pemulung ataupun menjadi dosen, kasih Ibu tetap sama. Subhanallah.
*
Penulis buku sekarang seperti wartawan dan reporter saja, hanya
merekam, mengutip, mencomot teks dan realitas lalu melaporkannya secara
tersusun. Pendapat pribadinya mana?
*
Di Indonesia yang sangat mulia ini, Al-Qur'an dikhianati mulai dari pengadaan mushafnya.
*
Burma, Kashmir, Andalusia, Bosnia, Aceh, Mindanau, Pattani dan banyak lagi adalah karena kita nasionalis dan demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar